Aktivitas Ekonomi Meningkat, Polda Jateng Himbau Agar Warga Selalu Waspada Terhadap Pelaku Gendam

Aktivitas Ekonomi Meningkat, Polda Jateng Himbau Agar Warga Selalu Waspada Terhadap Pelaku Gendam
Aktivitas Ekonomi Meningkat, Polda Jateng Himbau Agar Warga Selalu Waspada Terhadap Pelaku Gendam
Metronusantaranews.com SEMARANG - Di sebuah siang di bulan Ramadhan, wajah Bu Manto mendadak pucat. Pemilik usaha di Kota Surakarta ini mendadak panik karena uang dagangannya raib akibat ulah dua pelaku kejahatan gendam. Berawal dua pelaku yang ingin membeli dagangannya, Bu Manto kemudian diajak diajak keluar rumah dan terlibat pembicaraan singkat dengan mereka. Kedua pelaku berjenis kelamin laki-laki itu, lantas menitipkan bungkusan yang kata mereka berisi uang. Bu Manto mendadak linglung dan menuruti saja ketika salah satu pelaku meminta Bu Manto menunggu. Para pelaku mengatakan akan akan kembali setelah menemui seseorang untuk alasan bisnis. Lama tak kembali, Bu Manto tersadar dan merasa janggal. Bungkusan yang dikatakan berisi uang, akhirnya dibuka. Ternyata, bungkusan yang terus ditentengnya itu hanya berisi potongan lembaran kertas berwarna merah. Merasa ditipu, Bu Manto menghubungi suami dan polisi untuk mengecek warung termasuk isi laci uangnya. Benar saja, sekitar dua puluh juta rupiah uang dagangannya raib. Petugas kepolisian yang datang ke warungnya langsung menghubungi jajaran untuk melakukan pemantauan dan patroli untuk melacak keberadaan pelaku. Kejadian tersebut di atas, merupakan peristiwa sebenarnya yang terjadi di Surakarta pada saat Ramadhan di Bulan April tahun 2017 lalu. Terkait aksi gendam yang beredar di masyarakat, Kapolda Jateng melalui Kabidhumas Kombes Pol M Iqbal Alqudusy menegaskan kejahatan gendam banyak terjadi di pasar atau pusat keramaian. "Korbannya cukup banyak. Namun berdasarkan pengalaman di lapangan, kebanyakan korban gendam adalah pedagang, pelaku perjalanan dan warga yang ada di pusat keramaian," kata Kombes Iqbal di markas Polda Jateng, Rabu (20/4/2022). Kejahatan dengan modus gendam, kata dia, banyak terjadi pada saat aktivitas ekonomi warga meningkat. Adapun para pelaku biasanya menyasar di pusat keramaian, terminal maupun pertokoan dan pasar. "Dijumpai juga, pelaku perjalanan yang menjadi korban gendam. Masa persiapan lebaran dan mudik cukup rawan terhadap kejahatan jenis ini," tambahnya. Pihak kepolisian, imbuh Iqbal, sudah sejak dini menerjunkan tim patroli untuk mengantisipasi hal ini. "Patroli secara terbuka dan tertutup serta himbauan kepada masyarakat terus dilakukan. Termasuk berkoordinasi dengan pengelola terminal dan pasar. Semua pihak kita ajak mengantisipasi gangguan Kamtibmas termasuk gendam," jelasnya. Menurut Iqbal, pelaku kejahatan bermodus gendam menggunakan trik-trik hipnotis untuk memainkan alam bawah sadar calon korbannya. Para korban dibuat linglung dan seringkali baru tersadar ketika para pelaku sudah melarikan diri setelah melancarkan aksinya. "Untuk penindakan, polisi sebenarnya sudah banyak menangkap pelaku gendam. Terhadap mereka yang terbukti melakukan aksi gendam atau hipnotis, polisi bisa menjerat pelaku dengan pasal 378 KUHP karena sebenarnya hipnotis (gendam) merupakan serangkaian tipu muslihat perkataan atau rangkaian bohong, bujuk rayu yang meyakinkan orang lain agar mengikuti perkataan yang diucapkan si pelaku," tandasnya. Menurut Iqbal, ada sejumlah tips agar warga tak menjadi korban gendam. Sejauh ini tips ini terbukti aman untuk mencegah maupun menggagalkan aksi pelaku gendam. "Namun yang pasti, kita wajib berdoa dan memfokuskan pikiran sebelum berbelanja maupun melakukan aktivitas keluar rumah," tuturnya. Iqbal mengingatkan, kondisi kelelahan di perjalanan juga berpotensi mengakibatkan seseorang mudah digendam. "Maka dari itu lebih baik kita ada teman atau keluarga saat melakukan perjalanan. Agar kita tetap fokus dan nyaman karena ada teman berbicara," kata dia. Secara lengkap, menurut Iqbal, sejumlah tips ampuh untuk mencegah aksi gendam antara lain adalah: 1. Tidak membawa uang berlebihan, banyak barang berharga dan perhiasan mencolok. 2. Diupayakan tidak melakukan perjalanan seorang diri. Ajak keluarga atau teman untuk menyertai dalam perjalanan. 3. Selalu waspada dan hindarkan melamun. Kondisi paling rentan adalah ketika seseorang lelah atau tidak fokus. 4. Waspadai tepukan dari orang yang tak dikenal. 5. Berhati-hati terhadap orang yang baru dikenal, apalagi yang terlihat sok akrab dan ingin melakukan percakapan secara intens, dan 6. Waspadai ketika ada kejanggalan terhadap tubuh. Seperti tiba-tiba mengantuk, merasa mual dan pusing. Inti dari sejumlah tips diatas, tandas Iqbal, masyarakat harus tetap fokus dan banyak berdoa saat beraktivitas atau melakukan perjalanan. " Apabila dirasa ada yang mencurigakan atau kurang beres, jangan ragu menghubungi petugas kepolisian dan petugas lain yang terdekat untuk meminta pertolongan," tambahnya. (Nugroho/saebumi)