Rangkayaan Perayaan Nyepi, Hari ini Umat Hindu Melaksanakan Ritual Ngembak Geni 

Rangkayaan Perayaan Nyepi, Hari ini Umat Hindu Melaksanakan Ritual Ngembak Geni 
Rangkayaan Perayaan Nyepi, Hari ini Umat Hindu Melaksanakan Ritual Ngembak Geni 
MNN_Way kanan - Hari ini umat Hindu di kabupaten Way Kanan melaksanakan acara Ngembak Geni dilaksanakan pada pinanggal ping kalih Sasih Kadasa atau hari kedua pada bulan kesepuluh kalender Hindu-Bali, yang mana hal ini sekaligus mengakhiri proses catur brata penyepian. Jum’at 4 Maret 2022.   Sekretaris Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Way Kanan I Gede Budi Artana, S.Pd., MM, menyampaikan bahwa, Ngembak Geni sendiri secara bahasa yaitu ngembak artinya ‘bebas’ dan geni artinya ‘api’. Jadi, Ngembak Geni ini memiliki makna bebas menyalakan api atau beraktivitas kembali seperti sedia kala setelah umat Hindu melaksanakan catur berata penyepian. Adapun penyelenggaraan Catur Brata Penyepian seperti berikut ini: Amati Geni (Tak menyalakan api, misalnya tidak boleh memasak) Amati Karya (tak bekerja) Amati lelungan (tak bepergian) Amati lelungan (tak mencari hiburan). Jadi, bisa dikatakan Ngembak Geni ini merupakan prosesi atau ritual penutup rangkaian Hari Nyepi. Setiap masyarakat Hindu yang melakukan Brata penyepian, maka keesokan harinya masyarakat akan sembahyang di Pura. Pada ritual tersebut, para masyarakat Hindu akan berucap syukur dan terima kasih pada Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena sudah memberikan limpahan berkah yang begitu luar biasa selepas melaksanakan prosesi Catur Brata Penyepian. “Masyarakat Hindu juga berdoa agar memperoleh kedamaian, keteguhan serta kesucian hati selama setahun ke depan,”ungkap Bli Gede Budi, sapaan akrab beliau. Setelah itu, menurut Bli Gede, masyarakat Hindu akan melakukan ritual Lungsur Banten. Ritual ini berupa persembahan kepada Sang Hyang Widhi. Adapun isi sesembahan tersebut yakni buah-buahan seperti jeruk, pisang, apel yang warnanya kekuningan, dan lain sebagainya. Setelah persembahyangan bersama, umat hindu saling bersalaman untuk saling memohon maaf atas kesalahan dan kekhilafan yg telah dilakukan selama ini. “Prosesi selanjutnya yakni Dharma Santi atau Sima Krama atau semacam silaturahim dengan mengunjungi kerabat, teman kerja, teman dekat, dan lain sebagainya untuk saling memberikan maaf atas berbagai kesalahan,”tutup Bli Gede.(Team MOI)