Carut Marut Pelayanan BPJS Kesehatan Kota Metro

Carut marut masalah pelayanan BPJS kesehatan kota metro yang di alami oleh pengguna BPJS Kesehatan yang mengeluh kesah soal pelayanan yang buruk, tidak informatif, dan terkesan lambat. (senin, 4 oktober 2021) Informasi dari lapangan pria paruh baya yang berinisial Harto, ia menyampaikan keluh kesahnya ke awak media, beliau menceritakan kejadian yang beliu alami, “ saya biasa melakukan pengobatan rutin melalui BPJS, biasanya 1 bulan sekali untuk mengambil obat melalui mekanisme PRB yaitu dengan mengambil rujukan ke puskes kemudian mengambil obat ke apotik, tepatnya di apotik Melati, yang biasanya lancar, tapi dari 10 hari yang lalu saya ingin mengambil obat di Apotik tenyata pihak apotik menolak dengan alasan penyesuain harga,” ucap beliau. Jadi Harto di haruskan untuk kembali lagi ke RS. Mardiwaluyo untuk mengkonfirmasi terjadinya penyesuain harga obat. Harto mengira bisa langsung mengambil obat di rumah sakit, ternyata tidak bisa juga dan beliau di arahkan oleh pihak rumas sakit untuk rujukan ulang ke puskes. Setelah kejadian yang yang melelahkan bagi hartoko yang dimana beliau pergi kesana kemari hanya untuk mendapatkan informasi yang jelas dari pihak badan kesehatan. Akhirnya beliau di arahkan untuk tidak mengambil obat di apotik tapi langsung mengambil obat di Kantor BPJS Kesehatan Kota Metro. Sesampainya di kantor BPJS beliau di informasikan bahwa pengambilan obat di mulai jam 2 siang sampai jam 5 sore. “ Saya jam 2 sudah sampai sana, sudah banyak orang yang menunggu obat disana kira kira kurang lebih 30 orang, ada yang dari rumbia, sukadana, bandar jaya dan jepara yang datang kesitu ", ujar beliau. Sesampainya disana pihak kimia farma datang untuk membagikan obat, tetapi orang yang sudah di persiapkan obatnya dan di panggil untuk di berikan obat kebanyakan tidak hadir dikarnakan menunggu begitu lama sehingga tidak ada yang mengambil obat tersebut. Jadi yang sudah hadir malah harus menunggu begitu lama dengan alasan obatnya sedang yang akan disiapkan. Dan bahkan ada yang diharuskan untuk mengambil obatnya besok walau sudah mengantri cukup lama. “Sempat terjadi kisruh antar pihak kimia farma dan BPJS yang dimana pihak BPJS sedang menggunakan tempat untuk keperluan administrasi, sedangkan dari pihak kimia farma ingin membagikan obat di mulai dari jam 2 siang. Dan akhirnya di infokan obat bisa di bagikan mulai jam setengah 4 sore sampai jam 5, kemudian pihak yang membutuhkan obat mengeluhkan langsung kepada petugas pelayanan, karna mereka sudah menunggu terlalu lama, dan bingung ingin pulang sampai di rumah jam berapa? kami sudah pada tua tua, rumah kami jauh jauh”, ucap beliau. Tak hanya itu, menurut keterangan Harto yang beliau lihat banyak obat yang di bagikan juga tidak lengkap dan di haruskan untuk kembali lagi mengambil obat di esok hari atau setelah seminggu kemudian. Dan pada akhirnya Harto pun baru bisa mendapat obat setelah menunggu sampai jam 7 malam. (Red) Editor : Robita R.