Pelantikan Meriah, Layanan Terpuruk, Wajah Kontras PDAM Sampang

Pelantikan Meriah, Layanan Terpuruk, Wajah Kontras PDAM Sampang

Metro Nusantara NewsSAMPANG | – Sorak dan tepuk tangan dalam seremoni pelantikan H. Amin Arif Tirtana, S.Ag., M.Si sebagai Direktur Perumda Air Minum Trunojoyo Sampang, Rabu malam (02/07/2025), tak mampu menutupi bau busuk yang menguar dari krisis layanan yang mendera tubuh PDAM selama bertahun-tahun.

Di balik kemegahan acara lepas sambut dari H. Moh. Zuhri, SH, MM, publik menyimpan bara kemarahan dan kekecewaan yang terus menyala, PDAM Sampang kini ibarat kapal bocor yang nyaris karam — dan Amin Arif Tirtana bukan disambut bunga, melainkan ditantang gelombang keresahan rakyat.

Air tak mengalir, tagihan melonjak liar hingga 200%, dan denda keterlambatan terasa seperti hukuman ekonomi bagi masyarakat yang sudah lelah bersabar. Jika ini yang disebut pelayanan, maka PDAM Sampang tengah memparodikan makna pelayanan publik.

Yang paling disorot adalah divisi Hubungan Langganan (Hublang) — yang sejatinya menjadi simpul komunikasi dengan pelanggan, tapi hari ini, Hublang lebih mirip tembok sunyi: tak menjawab, tak mendengar, tak peduli.

“Kami lapor, tapi ditanggapi dingin, ini bukan sekadar birokrasi lambat, tapi pengabaian sistematis!” — ungkap warga Gunung Sekar dengan nada geram.

Lebih memalukan lagi, banyak warga Sampang hanya bisa menikmati air bersih setelah memasang pompa pribadi di rumah, tanpa itu, pipa PDAM tak lebih dari pipa hampa — kosong dan menipu, ironi ini menyayat akal sehat,  rakyat membayar untuk air yang tidak mengalir, namun tetap dihantam tagihan seolah mereka pelanggan bintang lima.

“PDAM ini milik rakyat atau sekadar mesin penagih? Kalau airnya harus kami sedot sendiri, lalu kenapa kami dibebani tagihan seolah dapat layanan eksklusif?” ujar seorang pelanggan dengan nada kecewa.

Dalam pidato perdananya, Amin menjanjikan perbaikan sistem distribusi air, tapi warga sudah kenyang dengan janji, yang ditagih bukan wacana, melainkan aksi nyata.

Tohiri, warga Gunung Sekar, menuntut tindakan tegas:

“Ganti direktur jangan jadi tameng pencitraan, Kalau Amin tak berani bongkar habis borok internal, terutama di bagian Hublang dan sistem penagihan, maka dia hanya jadi pelengkap dari sistem gagal yang sudah lama membusuk.”

Menurutnya, PDAM butuh revolusi pelayanan, bukan kosmetik manajemen, audit menyeluruh, pemecatan oknum tidak becus, dan restorasi total infrastruktur jadi keharusan, bukan pilihan.

“Kalau direktur baru cuma jadi aktor baru di panggung lama, maka ini bukan reformasi, tapi hanya episode berikutnya dari sandiwara pelayanan publik yang menghina akal sehat.”

Hari ini, warga Sampang tidak membutuhkan upacara atau baliho sambutan, mereka membutuhkan air mengalir, tagihan masuk akal, dan institusi yang memihak rakyat — bukan menyusahkan mereka.

Perumda Air Minum Trunojoyo Sampang, waktunya Anda memilih: melayani rakyat, atau terus menjadi simbol kegagalan sistemik yang tak tahu malu.