metronusantaranews.comLAMPUNG SELATAN – Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Lampung Selatan Maju diduga menjual beras berkutu, Aliansi Masyarakat Hanggum Lampung Selatan (AMHLS) sangat menyayangkan hal itu terjadi.
Pasalnya, sekelas BUMD yang notabanenya milik Pemerintah Daerah (Pemda) Lamsel tidak menjaga mutu dan kualitas produk yang mereka pasarkan, meskipun saat ini baru menyasar ke ASN dan THLS Pemkab Lamsel.
Artinya, Bupati Lampung Selatan H. Nanang Ermanto dinilai gagal memilih jajaran direksi BUMD Lampung Selatan Maju yang profesional. Padahal pada Januari 2022 BUMD baru saja diresmikan, namun produk beras 'Jago Merah' yang dikemas dan dijual sudah berkutu.
"Jika benar ada kutunya, artinya kualitas dan mutu BUMD Lampung Selatan Maju dipertanyakan dan Bupati Lamsel gagal dalam menseleksi para Direksi BUMD itu sendiri," tegas Ketua AMHLS Heri Prasojo, SH saat ditemui beberapa media disekretariatnya, Jum'at (28/4/2022).
Menurut Heri Prasojo, SH, seharusnya Pemkab Lampung Selatan (Lamsel) mampu memberikan yang terbaik kepada para konsumennya, meskipun saat ini masih dijual kepada ASN dan THLS.
Sementara kata pengacara muda ini, jika dibandingkan dengan harga jual sebesar Rp110.000 untuk 10 Kilogram tidak sesuai, sebab mutu dan kualitasnya tidak sesuai jika ada kutunya.
"Untung saja, yang beli saat ini ASN dan THLS bagaimana jika masyarakat sudah pasti tidak akan mau dengan harganya tidak sebanding dengan harga dipasaran," jelas Heri Prasojo, SH.
Dilain sisi kata ketua GMBI Distrik Lamsel, jika yang beredar beras bekutu itu punya perusahaan atau milik BUMN, sudah pasti Pemkab Lamsel tidak akan tinggal diam, tapi kenapa ini seolah dibiarkan dan terkesan tutup mata.
"Harusnya Pemkab Lamsel berikan sanksi tegas kepada Jajaran BUMD Lampung Selatan Maju, baru seumur jagung sudah tidak menjaga kualitasnya dan sudah pasti mencoreng nama baik Bupati Lamsel Nanang Ermanto," imbuhnya.
Kemudian kata Heri, pihaknya meminta kepada DPRD Lampung Selatan memberikan sanksi kepada BUMD Lamsel, sebab BUMD didanai dari APDB Lamsel.
"Kami minta DPRD Lamsel panggil pihak Direksi BUMD Lampung Selatan Maju, berikan sanksi tegas supaya tidak terjadi lagi beras berkutu beredar," tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Lampung Selatan Maju diduga menjual beras berkutu kepada Aparatur Sipil Negeri (ASN) dilingkungan Pemkab Lampung Selatan (Lamsel).
Betapa tidak, berdasarkan informasi yang diterima meja redaksi gerbangkrakatau.id terlihat didalam kiriman video tersebut, beras dalam kemasan karung ukuran 10 kilogram dengan merk ‘Jago Merah’ didalamnya terdapat ‘banyak’ kutu
Ketika media ini mengkonfirmasi, Komisaris BUMD Lampung Selatan Maju, Supriyanto, S.Sos, MM mengatakan, pihaknya membenarkan adanya beras yang telah disalurkan (jual) kepada jajaran Aparatur Negeri Sipil (ASN) terdapat kutunya. Namun kata dia, berasnya sudah ditarik dan diganti yang baru.
“Makanya itu, kemaren ketika ada itu (kutu) tumpukan beras dibagian atas mana yang ada kutunya kita bersihkan. Mana yang sudah kita bagikan, segera kita tarik, kemudian kita ganti yang baru dan sudah selesai semua,” ujar Supriyanto saat ditemui media gerbangkrakatau.id dilokasi kantornya, Selasa (26/4/2022).
Dia mengatakan, pihaknya memastikan untuk penyelauran beras bulan berikutnya tidak akan ada kutu. Karena tidak menggunakan karung yang biasa alias karung plastik.
“Kemudian untuk bulan yang akan datang, dia sudah pakai kemasan karung yang plastik itu, ini untuk yang kedua, jadi tidak akan masuk lagi (kutu), yang jelas kita pamai karung plastik yang tidak tembus udara,” jelasnya.
Ketika ditanya terkait beras berkutu beredar dipertanyakan kualitas beras dan BUMD Lampung Selatan Maju, pihaknya enggan menjelaskan. Namun kata dia, beras yang berkutu kemungkinan terlalu lama terkena lampu, sehingga menimbulkan kutu.
“Gak sih, inikan masih baru ditempatnya kemungkinan ini berada ditumpukan bagian atas terkena lampu. Kemudian yang berkutu-kutu sudah kami bersihkan.
Ketika disinggung, kualitas berasnya dicampur, pihaknya dengan tegas bahwa BUMD Lampung Selatan mengelola beras bagus.
“Kalau berasnya bagus, kita gak mau ambil resiko, kita jaga mutu kok bisa dilihat jargonya “Jago Merah” Lampung Selatan Maju. Tapi yang jelas jika masih ada beras yang berkutu akan segera kita ganti,” tutupnya. (Jaja/Rohman).