Kesenian Jaran Kepang/Kuda Lumping Turonggo Cahyo Mudo Satoto Tampil Perdana di Acara Khitan Desa Campang Tiga

Metronusantaranews.com--Lamsel Acara Khitanan Salah Satu Warga Desa Campang Tiga Kecamatan Sidomulyo Lampung Selatan Di Iringi Dengan kesenian Kuda Lumping Turonggo Cahyo Mudo Satoto selasa 23/11/2021 Mislam mengatakan kepada awak media, Paguyuban seni Budaya Jawa yang mencoba bertahan di tengah gempuran Pandemi Covid-19 mengganggu segalanya, termasuk upaya pelestarian kesenian yang dikenal dengan pemain kesurupan itu. Dikenal dengan ciri khas aksi kesurupan membuat kesenian kuda lumping tetap digandrungi masyarakat sampai dengan saat ini.dan Suara alunan gamelan pengiring selalu menarik warga untuk berkumpul. Namun selama pandemi ini, aksi mereka terhenti. Tak ada lagi aksi makan kemenyan, bunga, sajen, makan beling hingga mengunyah bara api. “Turonggo Cahyo Mudo Satoto ” salah satu Kesenian Kuda Lumping yang dimiliki Desa Campang Tiga Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan ini adalah salah satu dari sekian banyak kesenian Kuda Lumping yang mengalami dampak begitu besar dari Pandemi Covid-19, karena perlu kita ketahui bahwa seperti kondisi pada saat ini yaitu dimana-mana diberlakukan pembatasan kerumunan dan protokol kesehatan dan lain sebagainya, maka dengan ini otomatis tidak bisa menampilkan pertunjukan dan tidak bisa berjalan seperti biasanya karena dapat menimbulkan kerumunan yang mengakibatkan terjadinya penyebaran dan penularan Corona Virus ( Covid-19 ). Sudah dua tahun berlangsung ini kami mencoba untuk membuka lagi dan tampil di acara khitanan maupun perkawinan warga, nah kebetulan hari ini pertama tampil di acara khitanan warga campang tiga. Ketua Paguyuban Kuda Lumping Desa Campang tiga Sarjimin menyampaikan bahwa yang pasti ada perubahan yang dirasakan saat ini begitu besar, karena sebelum pandemi melanda kita sering menampilkan pertunjukkan atau ditanggap oleh orang. Biasanya orang yang menanggap mempunyai suatu acara yang diisikan dengan hiburan kesenian kuda lumping/jaran kepang acara tersebut seperti, khitanan, pernikahan, dan sampai hari-hari besar seperti hari kemerdekaan 17agustus, ini biasanya dilaksanakan pada malam hari atau sore hari biasanya tergantung sesuai orang yang menanggapnya. kesenian yang sudah ada dari dulu sampai sekarang jangan sampai punah karena ini peninggalan dari nenek moyang kita dahulu kita harus wajib menjaganya dan melestarikan kebudayaan ini dan semoga pandemi ini akan segera berakhir agar kita bisa melaksanakan aktifitas seperti semula sebelum pandemi melanda. (Jaja Atmaja)