Retak Dugaan Penyimpangan Proyek Lapangan Futsal Dana Desa 2023, di Tanjung Jabung Barat Menjadi Sorotan
Tanjung Jabung Barat,Proyek pembangunan lapangan futsal di salah satu desa brasau, Kec. Tungkal Ulu,Kab.Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi, kini menjadi sorotan tajam masyarakat. Dengan alokasi dana desa tahun 2023 sebesar Rp 100 juta, fasilitas yang baru beberapa bulan digunakan sudah mengalami keretakan parah, memunculkan dugaan adanya penyimpangan dalam pelaksanaannya. Rabu (25/12/2024)
Hasil investigasi awal dan pernyataan sejumlah warga mengindikasikan bahwa proyek ini tidak hanya bermasalah secara teknis, tetapi juga berpotensi melibatkan pelanggaran penggunaan dana publik yang harusnya berdampak nyata bagi masyarakat.
Retakan Fasilitas, Retakan Kepercayaan. Pantauan langsung di lapangan menunjukkan kondisi fisik yang memprihatinkan, permukaan lapangan futsal sudah retak di berbagai bagian, meski proyek ini baru selesai pada tahun anggaran 2023. Sejumlah komponen lain yang dianggarkan dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) proyek, seperti pagar dan fasilitas pendukung lainnya, juga tidak terealisasi.
“Saya melihat ini sudah tidak sesuai sejak awal. Beberapa fasilitas yang dianggarkan tidak ada sama sekali,” ungkap seorang warga yang enggan disebut namanya. Ia juga menegaskan pentingnya membuka dokumen RAB untuk mengecek transparansi penggunaan dana.
Jejak Buram Realisasi Proyek. Berdasarkan informasi yang dihimpun, anggaran sebesar Rp 100 juta direncanakan untuk pengecoran dan pengadaan fasilitas olahraga. Namun, dugaan masyarakat tentang buruknya kualitas material dan minimnya pengawasan mulai menguat saat fasilitas menunjukkan kerusakan dini.
“Materialnya terkesan asal-asalan, dan tidak terlihat adanya pengawasan ketat selama pengerjaan,” ujar seorang warga lain.
Respon Kepala Desa: Perbaikan atau Pengalihan Isu?. Dikonfirmasi melalui WhatsApp, kepala desa setempat mengakui keretakan pada fasilitas tersebut dan berjanji akan memperbaikinya. Namun, ia menghindari pertanyaan tentang detail pelaksanaan proyek dan alasan ketidaksesuaian antara RAB dengan hasil akhir.
“Kami akan segera memperbaiki, dan memastikan ini tidak mengganggu warga yang ingin menggunakan lapangan,” tulis kepala desa singkat.
Sayangnya, tanggapan ini tidak meredakan kecurigaan masyarakat yang menganggap proyek ini sudah cacat sejak awal.
Aparat Penegak Hukum Diminta Bertindak. Melihat potensi penyimpangan ini, masyarakat mendesak aparat penegak hukum serta Inspektorat Kabupaten Tanjung Jabung Barat untuk melakukan audit secara menyeluruh terhadap proyek.
“Kalau memang ada penyimpangan, maka itu harus diproses. Jangan sampai dana desa yang seharusnya untuk kemajuan desa malah jadi lahan bagi oknum tertentu,” ujar seorang tokoh masyarakat setempat.
Potret Pengelolaan Dana Desa yang Memudar. Kasus ini mencerminkan persoalan klasik dalam pengelolaan dana desa, lemahnya pengawasan, rendahnya transparansi, dan kurangnya akuntabilitas. Ironisnya, program yang dirancang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat justru menjadi potensi kerugian negara.
Ke depan, masyarakat berharap seluruh pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek berbasis dana desa ini dapat diawasi lebih ketat, dengan menerapkan mekanisme audit yang terbuka dan partisipasi aktif masyarakat.
Lapangan futsal yang retak tidak hanya mencerminkan kondisi infrastruktur, tetapi juga menggambarkan rusaknya kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan dana publik. Apakah ini awal dari reformasi tata kelola atau justru menjadi catatan kelam baru, semua tergantung tindak lanjut dari pihak berwenang.
Penulis: Syah Roni
Kategori: Investigasi Dana Desa