Ternyata Saksi-saksi Perkara Caleg Partai Nasdem Nomor Urut 08 Barisan Sakit Hati
TANJABBAR - Saksi-saksi yang memberatkan Melda Arisandi atas laporan dari Caleg Nasdem Nomor Urut 2 tidak lain adalah oknum-oknum yang pernah menjadi relawan Melda Arisandi yang Sakit Hati
Menurut Melda Arisandi para saksi-saksi tersebut pernah menjadi Relawan. Mereka kerap menemui Melda Arisandi menawarkan masa calon pemilih kepada Melda Arisandi waktu itu.
Bahkan salah satu saksi inisial T pernah meminjam motor, bahkan tidak akan memulangkan jika tidak dijemput olehnya. Dan T kerap meminta uang kepada Melda Arisandi dengan alasan biaya Operasional, namun kinerja T tidak membuahkan hasil.
Meskipun mengetahui ia dikelabui namun Melda Arisandi tetap memberikan uang kepada T. Bahkan Melda Arisandi pernah bantu keluarga T saat mereka butuh uang untuk Wisuda anaknya.
Dengan perasaan ikhlas Melda Arisandi tidak pernah meminta kembali uang tersebut, meskipun ia kini diperkarakan oleh T selaku saksi atas laporan Dedi ke Bawaslu.
Sementara itu juga dikabarkan Melda Arisandi satu orang Relawannya pernah mengajukan pinjaman sebanyak 10 juta kepada dirinya, namun Melda Arisandi menolak untuk meminjamkan oknum ini.
Diduga merasa sakit hati karena tidak dipinjamkan uang tersebut, oknum berinisial PS ini berputar haluan. Dan kini dikabarkan PS pun menjadi saksi untuk menjatuhkan Melda Arisandi
Sebelumnya, Melda Arisandi dinilai oleh oknum-oknum tersebut tidak akan memenangkan Pileg pada 14 Februari 2024. Bahkan ada oknum mengancam Melda Arisandi dengan membubarkan masa Melda disalah satu Desa Lingkungan Kecamatan Tebing Tinggi.
Dalam percakapan via WhatsApp tersebut, Oknum ini diduga lagi naik darah hingga kata-kata kasar dilepaskannya kepada Melda Arisandi
"Kau mau aku koar-koar di Kelagian supaya tidak memilih Caleg Sombong. Masyarakat dusun sudah hancur total" Ancamnya via WhatsApp.
Terpisah, pada hari penghitungan suara Melda Arisandi menjadi primadona dibeberapa TPS hingga Melda memenangkan Pileg.
Tentu saja kemenangan Melda Arisandi tersebut ia peroleh dari perjuangannya dan keluarga tidak terlepas juga para simpatisan masyarakat di Dapil 4 kepada dirinya.
Namun kemenangan Melda Arisandi ini mendapat pandangan berbeda dari pihak yang tidak senang terhadap dirinya.
Bahkan kini Melda Arisandi dilaporkan ke Bawaslu atas laporan caleg satu partai dengan dirinya.
Dalam perkara tersebut, oknum-oknum yang pernah menjadi relawan dan sakit hati kepada Melda Arisandi menjadi saksi untuk memberatkan Melda.
"Iya mereka menjadi saksi atas laporan Dedi terhadap diri saya" ucap Melda Arisandi saat dikonfirmasi Via telpon. Pada Rabu (20/3/2024)
Lebih lanjut Melda Arisandi mengatakan, menjadi bukti mereka adalah screenshot percakapan didalam grup WhatsApp.
Padahal grup WhatsApp tersebut sudah tidak aktif, jauh sebelum masa kampanye. Karena komunikasi Melda Arisandi beralih ke Telpon pribadi
"Didalam grup itukan ada saya kirim Poto-poto yang saya ambil dari tiktok dan saya sher ke grup, bermaksud lelucon. Eh malah itu dijadikan barang bukti laporan ke Bawaslu. Sedangkan grup itu sudah tidak aktif jauh sebelum masuk masa kampanye" papar Melda Arisandi.
Ditanya tentang Keterlibatan Ketua PPK Kecamatan Tebing Tinggi atas nama Gultom. Melda Arisandi menanggapi.
"Kalau pak Gultom bukan Timses saya, tetapi Abang angkat suami saya" ungkapnya
Sambung Melda Arisandi "siapapun berhak untuk memilih, dan bersimpati kepada siapapun karena itu pribadinya, termasuk pak Gultom. Yang jelas pilihan pak Gultom atas pribadinya sendiri, bukan ada hal yang lain" pungkasnya.
Sementara itu salah satu tokoh masyarakat Tebing Tinggi Heri menilai, kemenangan Melda Arisandi hasil dari kerja keras dirinya sendiri dan timses serta keluarganya bukan dari hasil Money Politik.
"Melda menang bukan dari Money Politik akan tetapi dari kinerja keras tim, keluarga dan dirinya sendiri " katanya menilai
Menurut pandangan Heri, jika pun masyarakat dikasih sejumlah uang, belum tentu pihak pemberi dipilih. Karena kita tidak bisa melihat saat orang mencoblos dibilik suara.
"Masyarakat ini payah pak, ada pun orang (caleg-red) yang memberikan uang itupun tidak menjamin orang yang memberi itu dipilih. Siapa yang tau saat kita nyoblos di bilik itu" tambahnya mengakhiri (Zul Hamdi)