Jeneponto, - Perencanaan rekontruksi jembatan munte-mangngepong dipandang perlu untuk dikaji ulang karena para warga sekitar menyaksikan pada tahun 2019 silam, tiang tengah jembatan saat banjir bandang goyang pada waktu pohon cina besar hanyut menghantam balok jembatan tersebut sebelum roboh.
Sekaitan dengan itu, Ketua LPK Sul-Sel, Hasan Anwar berharap, agar ada perhatian serius STAKEHOLDER Kab. Jeneponto, untuk dikaji ulang jangan sampai cuma membuang-buang uang negara dan juga menghindari sebelum memakan korban.
Dari hasil investigasi monitoring TIM LPK Sul-Sel, media dan melibatkan warga sekitar, bahwa fakta di lapangan terkait tiang tengah sumuran jembatan diduga bolong dan diragukan mutunya. Ujar Hasan Anwar.
Pelaksana rekontruksi jembatan munte-mangngepong menjelaskan lewat WhatsAppnya, bahwa bukan telapak dudukan abudment yang bolong tapi itu yang di bawahnya telapak abudment.
"Di bawah telapak itu ada dua sumuran Kalau tidak salah diameter sumuran 3 meter, nah diantara dua sumuran ini yang lobang". Ucap Takko.
Kemudian, pelaksana jembatan Munte saat dikonfirmasi mengatakan, saya juga pernah pertanyakan ke konsultan perencana terkait beban yang dipikul konstruksi jembatan lama karena beban yang akan terpasang lebih berat dari pada yang dibongkar, tapi jawabannya secara struktur aman. Ujar Takko.
Kemudian Tim LPK Sulawesi Selatan, Syahrir Tompo juga ikut memberikan saran, bahwa jembatan lama ini satu kesatuan dalam kontruksi, apabila roboh dihantam banjir bandang maka semua struktur akan goyang.
Ini juga yang jadi persoalan dikala sudah ada diantara sumuran yang bolong.
Beban jembatan lama jauh lebih berat dengan jembatan baru, perlu perhatian pemda kabupaten Jeneponto. Kata Syahril Tompo.( Tim.BASRI TOLA)