Pantastis! Jembatan Kayu Mangrove Menghabiskan Anggaran Milyaran Hampir Menelan Korban
TANJABBAR - Jembatan Kayu dalam pembangunannya memakan dana APBD Kabupaten Tanjung Jabung Barat dengan jumlah fantastis itu hampir saja menelan korban jiwa.
Pasalnya jembatan Mangrove Pangkal Bambu, Desa Tungkal Satu, Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi, nyaris roboh saat para pengunjung tengah menikmati masa libur, pada Minggu lalu (10/12/2023)
Dalam sebuah video yang beredar luas di berbagai platfoam media sosial itu terlihat bagaimana bangunan itu mengalami kemiringan saat pengunjung sedang asik berfoto bersama keluarga dan orang tersayang.
Teriakan histeris dari pengunjungpun tidak terelakan saat bangunan jembatan itu miring dan goyang. Berutung di kejadian itu tidak memakan korban jiwa.
Kabid Pariwisata Disparpora Tanjabbar Rengga Sekarsari mengatakan bangunan itu terdiri dari dua mata anggaran yang berbeda di tahun yang berbeda. Ia menyebutkan bangunan itu awalnya dibangun 2019 akan tetapi mengalami kerusakan dibagian lantai jembatan kemudian diperbaiki dari dana corporate social responsibility (CSR) SKK-Migas PT PetroChina Internasional Jabung Ltd.
"APBD 2019 atas bawah hancur lantai saat Covid. Baru tahun 2022 masuk CSR rehab lantai," katanya, Senin (11/12/2023).
Ditanya soal anggaran di 2019, Rengga menyebutkan belum melakukan pengecekan berapa jumlah anggaran. Ia hanya mengetahui pembangunan dilakukan secara bertahap.
"Tahun 2019 pembangunan bertahap, tadi mau cek anggaran nya yang nyimpan file dak masuk pula. Paling besok baru biso kasih data nominalnya," sebutnya.
Ditanya terkait besaran dana CSR yang digunakan, Rengga mengaku tidak mengetahui karena dana dan proses pengerjaan berada di Dinas PU.
"Kalo CSR, Karena yang mengerjakan itu PU, kurang tau juga berapa totalnya. Tapi sekitar Rp4 miliar atau Rp5 miliar kalo dak salah, Coba Tanya PU," ucapnya.
Kabid Bappeda Tanjabbar yang membidangi CSR, Mulyadi terkait jembatan itu apakah bersumber dari CSR atau tidak yang mengetahuinya ialah Dinas PUPR selaku lending pengerjaan.
"Tekait jembatan mangrove coba konfirmasi ke PUPR, bappeda tidak mengerjakan teknis seperti itu. Dan apakah itu dari CSR atau tidak dinas yg mengerjakannya yang tau", katanya.
Mulyadi mengatakan jika di 2022 dana CSR memang ada untuk pekerjaan fisik di kawasan mangrove, akan tetapi hanya rabat beton untuk masuk ke area mangrove dan jembatan kayu dibagian depan.
"Yang CSR itu jalan beton masuk itu samo jerambah yang area depan. Nah posisi yang rubuh ini yang mano?," tanyanya.
Saat disebutkan titik yang nyaris roboh itu berada didekat ujung yang tidak jauh dari gazebo. Ia mengaku itu bukan bagian CSR.
"Nah kalo itu kayaknya bukan dari CSR lah, dilaporan yang disampaikan ke kami tahun 2022 idak sampai ke situ csrnyo",tandansya
Sementara itu, Kadis PUPR Tanjabbar, Apri Dasman mengatakan bahwa jembatan yang berlokasi di tempat wisata mangrove yang nyaris roboh tersebut bukan jemabatan yang dibangun menggunakan dana CSR.
"Itu bukan yang dibangun dari sumber dana CSR, karna jembatan yang dibangun menggunakan dana CSR tidak menggunakan tali, jadi dilihat dari fisiknya jelas itu bukan proyek dari program CSR", jelasnya.
"Saat ini pihaknya sedang melakukan survey kelokasi untuk mengetahui secara detail", tambahnya.