Medan - Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi mengajak umat Islam tidak khawatir berlebihan dengan isu Islamophobia yang bergulir di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), di antaranya Provinsi Sumut. Penamaan Islamphobia hanya sebuah strategi dan sistem untuk menggagalkan dakwah Islam yang bertujuan mewujudkan kemaslahatan umat. Saat ini, menurut Edy, yang perlu dirumuskan adalah perbaikan akidah dan ekonomi umat.
Pasalnya, empat konsesus dasar yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI adalah hasil dari rumusan para ulama yang sampai saat ini dijalankan. Atas dasar itu, pengaruh Islamphobia tidak akan berdampak terhadap pembangunan dalam perspektif kebijakan daerah. "Yang perlu kita bahas adalah perut umat yang saat ini sedang lapar karena ekonomi yang sulit," katanya saat menjadi keynote speaker Dialog Kebangsaan bersama Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Sumut di Aula Tengku Rizal Nurdin, Senin (13/6/2022).
"Kalau untuk merusak Islam, sampai kiamat akan terus ada yang melakukan. Saat ini namanya Islamphobia, lain waktu, ada lagi nama baru," ucapnya.
Dia mengajak seluruh pendakwah untuk mengajarkan umat mengenai kemurnian Islam dengan menjaga akidah dan menjadi muslim yang rahmatan lilalamin bagi seluruh manusia. Ketua DDII Sumut, Chairul Azhar mengatakan, dewan dakwah berdiri dengan tujuan mengawal, menegakkan, dan menjaga akidah serta syariat untuk umat dan keutuhan negara. Saat ini, DDII di Sumut sudah memiliki kantor di 18 kabupaten dan kota. Harapannya, pembentukan cabang dakwah di daerah menjadi perpanjangan dakwah untuk sampai ke masyarakat.
"Terima kasih Pak Gubernur yang telah memfasilitasi dialog kebangsaan ini. Semoga dialog ini memberikan edukasi kepada umat nantinya," kata Chairul. (Red)