Metronusantaranews.com, Cikupa - Proyek pembangunan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) Unit Sekolah Baru (USB) yang terletak di Desa Budi Mulya, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang diduga alat berat excavator proyek menggunakan bahan bakar jenis Solar. Sabtu 18/9/2022.
Diketahui dari papan informasi yang terpampang, proyek di kerjakan oleh kontraktor CV. Razan Bangun Nusantara. Konsultan pengawas PT. Sies Konsultama.
Dengan anggaran 7.349.416.000.00
Waktu pelaksanaan, Seratus Lima Puluh Hari. Sumber dana APBD Provinsi Banten TA 2022.
Dari pengamatan awak media di lokasi, terlihat pekerja Proyek tidak menggunakan perlengkapan Safety. Alat pelindung seperti menggunakan baju rompi, sepatu boat dan helm pelindung kepala.
Sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 1 angka 1 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 8 Tahun 2010, yang dimaksud dengan alat pelindung diri adalah seperangkat alat yang mampu melindungi individu dengan cara menutup sebagian atau seluruh tubuh sehingga terhindar dari bahaya di tempat kerja.
Selain itu, alat berat yang beroperasi di lokasi proyek diduga menggunakan bahan bakar Jenis solar, yang mana di dalam ruangan gudang penyimpanan semen terlihat jerigen yang diduga berisikan bahan bakar jenis solar.
Diperparah dengan adanya Botol Minuman berlogo Anggur Merah (AM) di ruangan penyimpanan solar tersebut.
Jika mengacu Peraturan Presiden Nomor 117 Tahun 2021 tentang Perubahan Ketiga Perpres Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian.
Maka sudah jelas Penyalahgunaan BBM bersubsidi melanggar Pasal 55 juncto Pasal 56 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi dengan ancaman pidana penjara maksimal enam tahun dan denda maksimal Rp 60 miliar.
Salah satu pekerja saat di konfirmasi awak media terkait bahan bakar solar yang digunakan alat berat, ia tidak tahu terkait bahan bakar itu.
"mungkin karena bahan bakar sekarang mahal, makanya pakai solar, tapi kalau mau jelas tanya saja ke supir alat beratnya langsung," ucap salah satu pekerja tersebut.
Di tempat yang sama, Eko selaku kepala kuli saat di konfirmasi terkait pekerja tidak memakai perlengkapan Safety, menurutnya perlengkapan Safety pekerja terkena air hujan sehingga tidak dapat di gunakan.
" Perlengkapan Safety nya Basah, makanya pekerja tidak memakai," jelasnya.
Di sisi lain, Nambela, yang mengaku dirinya sebagai pelaksana proyek, saat di konfirmasi awak media terkait pekerja tidak mengunakan peralatan safety dan diduga alat berat excavator mengunakan bahan bakar jenis solar, menurutnya alat pelindung safety seperti helm, rompi dan sepatu sudah di siapkan.
"Di rencana angaran pembelanjaan juga cuma sepuluh biji, sedangkan pekerja ada lima puluh orang, tapi sudah di ajukan," terang Nambela kepada awak media. Selasa, 20/9/2022.
Ia juga menambahkan, terkit bahan bakar jenis Solar itu urusan pemilik alat berat.
"Saya tidak tahu menahu urusan solar itu, untuk pekerja yang diduga mengkonsumsi minuman beralkohol, saya akan adakan briefing setelah istirahat siang ini." Pungkasnya.[Red/Tim]