Wahdi Sabet Penghargaan dan Terima 42 Miliar
Metro - Calon Wali Kota Metro nomor urut 2, Wahdi Sirajuddin menyebut layanan dasar menyangkut infrastruktur, kesehatan, ketahanan pangan, dan pendidikan menjadi kebutuhan primer yang harus dipenuhi pemangku kebijakan.
Wahdi memaparkan selama menjabat sekitar 3 tahun 6 bulan, pemerintah fokus meningkatkan program yang menyakut hajat masyarakat banyak.
"Ada banyak hal yang telah dilakukan selama saya (Wahdi, red) dan pak Qomaru memimpin kota ini mulai dari pembangunan gedung kelurahan yang tidak tersentuh sejak tahun 2000-an, artinya sebagian masih menjadi peninggalan Lampung Tengah. Kita patut bersyukur,"terang Wahdi.
Sejumlah program layanan terintegrasi mulai dari pelayanan publik, kesehatan gratis, kemudahan pembuatan dokumen kependudukan serta peningkatan jaringan infrastruktur.
"Masih banyak yang perlu ditingkatkan. Tapi kalau bicara by data, semula tingkat kemantapan jalan di Kota Metro berada di angka 60 persen, sekarang sudah 83 persen,"jelasnya.
Selain itu, Kota Metro juga diganjar penghargaan 10 besar penyelenggaraan pemerintahan terbaik dari 514 kabupaten dan kota se-Indonesia. Dari sektor perencanaan pembangunan, Kota Metro menempati posisi ke-3 terbaik.
"Kami sudah berbuat semaksimal mungkin. Banyak penghargaan yang sudah didapat. Dari prestasi itu, Kota Metro mendapat bantuan insentif piskal sebesar 42 miliar," imbuhnya.
Kondisi seputar gambaran Kota Metro, disampaikan Wahdi saat agenda silaturahmi dengan Ikatan Keluarga Besar Pesisir Barat (Ika Pesibar) di Lamban Agung, Minggu (13/10/2024).
"Jadi bukan tidak bekerja. Kita bisa nilai sendiri, tapi saya kadang heran cuma yang jelek-jeleknya aja yang dibahas, nggak fair dong,"ujarnya.
Wahdi juga memohon doa restu dan dukungan Ika Pesibar untuk kembali melanjutkan kepemimpinan membangun Kota Metro.
"Bismillah saya dengan pak Qomaru maju dengan niat baik,"ujar Wahdi, dan kemudian disambut dengan gestur mengangkat dua jari oleh peserta yang hadir.
Di akhir pertemuan, Wahdi berpesan agar masyarakat dapat menjaga ukhuwah islamiah dan tidak saling terpecah belah. Masyarakat daerah perkotaan diminta untuk menyikapi perbedaan dengan cara bijak.
"Perbedaan itu sunnatullah tapi dengan cara-cara beradab, beretika, dan tidak memecah belah umat," tandasnya. (*)