Euforia Penghargaan, Diduga Dinas PK Aceh Utara Hanya Sebuah Pencitraan

Euforia Penghargaan, Diduga Dinas PK Aceh Utara Hanya Sebuah Pencitraan
Euforia Penghargaan, Diduga Dinas PK Aceh Utara Hanya Sebuah Pencitraan
Lhoksukon / Ditengah Euforia perayaan penghargaan Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan (PK) Aceh Utara dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (KEMENDIKBUDRISTEK) sebagai PEMDA Transformatif Tingkat Kabupaten/Kota NON 3T kepada Kabupaten Aceh Utara   Penghargaan Anugerah Merdeka Belajar tersebut diserahkan oleh Menteri Nadiem Anwar Makarim kepada Pj. Bupati Aceh Utara di Yogyakarta dalam rangka Bulan Merdeka Belajar untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional Tahun 2023 pada Senin, 29 Mei 2023,   Segmen yang menjadi penilaian adalah berupa dukungan PEMDA terhadap kebijakan Merdeka Belajar, yang meliputi Program Sekolah Penggerak, Implementasi Kurikulum Merdeka, Program Guru Penggerak, dan Program Indonesia Pintar.   "Diketahui Ada 31 sekolah yang bergabung di Program Sekolah Penggerak Angkatan ke-3 dan menjadi terbanyak untuk Aceh. Kemudian untuk tahun ajaran 2023/2024, 969 sekolah di Aceh Utara akan mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sebagai upaya nyata dari PEMDA untuk meningkatkan mutu pendidikan di Aceh Utara.   Selanjutnya, sebanyak 219 orang guru telah menyelesaikan pendidikan Guru Penggerak yang akan disusul kembali dengan 263 orang guru yang masih dalam program pendidikan Guru Penggerak.   Namun dibalik euforia tersebut, masih tersimpan segudang persoalan yang terbungkus rapi dibawah arahan dan kepemimpinan Jamaluddin dan kroni-kroninya, bahkan hal ini adalah sebuah pencitraan.   Tidak bisa dipungkiri, banyaknya kepala sekolah yang mengeluh terhadap tekanan dinas terhadap penggunaan DANA BOS yang dapat menghambat kinerja disebuah sekolah, sangking beratnya tekanan bahkan ada kepala sekolah terpaksa mengundurkan dirinya, kalau bukan masalah beban sosial yang dihadapi mungkin ratusan kepala sekolah akan ikut mengundurkan diri,   "Untuk apa bertahan bang, jika tidak dapat berbuat apa-apa, ada dana BOS dikendalikan Dinas, kepsek hanya sebagai pelengkap penderitaan" ungkap salah seorang guru senior Sekolah Dasar, yang mengaku tahu persis persoalan yang mendera kepala sekolah di Aceh Utara.     Tak hanya itu bang, sambung Temannya menyambungkan, disela-sela menyeruput secangkir kopi di sore dikawasan ibu kota Aceh Utara,   " informasinya ada beberapa sekolah yang akan disingkirkan sang Kadis dalam mutasi kedepannya" ujarnya   Ketika ditanya soal alasan, dirinya mengatakan, kemugkinan persoalan kisruh beberapa saat yang lalu bang, para kepsep itu kenak bias, karena sang kadis menduga mereka sebagai informen kepada salah satu media nasional" ungkapnya kesal.   Terlepas dari kebenaran, Jika ada seorang pejabat yang elergi kritik, maka tak pantas untuk menjadi pejabat, sebaikknya jadi anggota biasa saja,   " patut dicurigai, pejabat tersebut terbukti melakukan doa besar, serta akan mendhalimi para bawahannya"   Supaya informasi valid dan untuk keseimbangan pemberitaan, media ini mencoba komfirmasi kepala Dinas Pendidikan Aceh Utara lewat sambungan chat Whatsapp, pada Sabtu 10/6/2023, namun tidak mendapatkan respon apa-apa.