Kesenjangan Ekonomi di Tengah Eksistensi Mega Industri Morosi, Warga Mengais Rezeki Ditumpukan Limbah Besi PT VDNIP

Kesenjangan Ekonomi di Tengah Eksistensi Mega Industri Morosi, Warga Mengais Rezeki Ditumpukan Limbah Besi PT VDNIP
Kesenjangan Ekonomi di Tengah Eksistensi Mega Industri Morosi, Warga Mengais Rezeki Ditumpukan Limbah Besi PT VDNIP
Metronusantaranews.com - Konawe - Miris, Sejumlah warga lingkar tambang Morosi, terpaksa mengais rezeki ditumpukan limbah besi tua milik perusahaan Mega industri Morosi PT VDNI demi menghidupi keluarganya, Minggu (13/2/2022) Ditengah pandemik covid-19 melanda dunia saat ini, tak terkecuali Indonesia, dimana tahun ini merupakan tahun keempat virus Corona desies 19 ditambah dengan varian baru yakni omicron yang saat ini sedang buming penanganannya di Indonesia. Situasi Covid 19 ini sangat mempengaruhi sendi-sendi perekonomian masyarakat terutama perekonomian keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari bahkan kondisi tersebut sangat berdampak besar terhadap masyarakat, salah satunya adalah masyarakat yang bermukim di wilayah lingkar tambang Morosi. Salah satu masyarakat desa paku jaya kecamatan morosi yang tidak ingin disebutkan namanya, saat memberikan keterangan kepada awak media mengungkapkan fakta dibalik kegiatannya di areal kawasan industry PT. VDNi Park tepatnya di lokasi pembuangan limbah besi tua milik perusahaan tersebut. Dirinya bersama puluhan masyarakat desa sekitar Mega industry PT. VDNi terpaksa mengalihakan pekerjaannya yang sebelumnya sebagai petani sawah menjadi pemungut limbah besi tua yang sudah tidak aktif atau tidak lagi dimanfaatkan oleh perusahaan. Alasan dirinya mengais rezeki ditumpukan limbah besi Tua milik Mega Industri Morosi dan meninggalkan sawahnya adalah karena hasil panen padi selama ini mengalami penurunan akibat limbah debu yang bersumber dari perusahaan milik Tiongkok tersebut. Pihaknya juga mengatakan bahwa beberapa masyarakat terpaksa mengais rejeki dengan mengumpulkan limbah buangan besi tua milik perusahaan yang sudah di buang ke tempat penampungan karena sudah tidak ada lagi pekerjaan lain yang dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bahkan, dirinya dan sejumlah masyarakat lingkar tambang Morosi, merasa kesal karena sampai saat ini pihak perusahaan belum mempekerjakan mereka, padahal sudah berulang kali mendaftarkan dirinya ke perusahaan namun sampai saat ini pihak perusahaan sama sekali tidak mengorganisir masyarakat sekitar. "Dulu kita pernah mendaftar di pemda konawe tapi harus membayar melalui calo sehingga kami membatalkan untuk memasukan lamaran tersebut melalui sistem rekrutmen pemda waktu lalu" ujarnya
Berbeda dengan cerita "HP" warga desa tanggobu kecamatan morosi kabupaten konawe Sulawesi Tenggara, menuturkan kepada awak media bahwa dirinya merupakan korban PHK yang diduga secara sepihak oleh pihak perusahaan PT. OSS akibat dirinya membeli besi tua dari masyarakat Kasus yang dialaminya sempat bergulir ke rana hukum, namun kasus tersebut tidak berlanjut setelah perkara yang dialaminya diselesaikan secara kekeluargaan setelah dirinya menyerahkan biaya denda administrasi kepada salah satu oknum petinggi perusahaan tersebut sebesar Rp. 50.000.000. Untuk menghidupi keluarganya, HP mengungkapkan bahwa dirinya juga terpaksa melakukan pekerjaan jual beli besi tua dari masyarakat. Diketahui, kasus pencurian limbah besi tua yang sudah tidak terpakai milik perusahaan Mega industri tersebut kerap terjadi bahkan sampai ke rana hukum hingga berujung pada denda administrasi. Sampai berita ini diturunkan, metronusantaranews.com masih berupaya mengkonfirmasi pihak perusahaan Mega Industri tersebut terkait biaya denda administratif yang diduga kerap terjadi, apakah biaya denda administrasi tersebut mengalir ke perusahaan atau mengalir di kantong pribadi. (*) Laporan : Andi Falle Publisher : Helni Setyawan